TB/TBC atau kepanjangan dari Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui udara (airborne disease) juga menular melalui percikan dahak ketika penderita Tuberkulosis aktif batuk atau bersin. Diketahui bahwa TB menjadi salah satu penyakit yang angka kasusnya cukup tinggi di Indonesia. Mycobacterium tuberculosis ini akan cepat mati apabila terkena paparan sinar matahari langsung. Tetapi dapat tetap hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Ini yang menjadi alasan bahwa pengidap penyakit TBC harus mendapatkan sinar hari langsung untuk membantu membunuh bakteri TBC yang tersebar. Perlu diketahui juga, terdapat 2 jenis TBC menurut para ahli, berikut penjelasannya,
1. TBC Laten
Infeksi tuberkulosis (TBC) yang berada dalam kondisi laten atau tidak aktif. TBC laten adalah istilah dalam dunia medis untuk menyebutkan bahwa infeksi tuberkulosis (TBC) berada dalam kondisi laten atau tidak aktif. Dengan kata lain, bakteri TBC telah masuk ke dalam tubuh seseorang, tetapi sistem kekebalan tubuhnya berhasil menahan infeksi sehingga bakteri tersebut tidak berkembang biak atau menyebabkan gejala yang dapat dirasakan.
Meskipun dalam keadaan laten, bakteri TBC masih ada dalam tubuh dan dapat tetap hidup dalam kondisi ini selama bertahun-tahun. Namun, kondisi laten ini dapat berubah menjadi aktif kembali jika sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga bakteri TBC dapat mulai berkembang biak dan menyebabkan penyakit TBC aktif dengan gejala yang mungkin termasuk batuk persisten, demam, penurunan berat badan, dan kelelahan
Pengobatan TBC laten: Jika seseorang memiliki TBC laten, pengobatan preventif dapat direkomendasikan untuk mencegah infeksi tersebut menjadi aktif. Ini biasanya melibatkan penggunaan antibiotik dalam jangka waktu tertentu untuk menghancurkan bakteri TBC yang berada dalam keadaan laten.
2. TBC Aktif
Tuberkulosis (TBC) aktif adalah kondisi di mana bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan penyakit TBC, berkembang biak dalam tubuh seseorang dan menyebabkan gejala klinis yang terlihat. Ini berarti bakteri tersebut telah menyebabkan infeksi yang aktif dan dapat menular kepada orang lain.
Gejala TBC aktif dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi, berikut adalah gejala umum yang sering muncul:
- Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu
- Batuk darah atau dahak berdarah
- Demam, terutama pada malam hari
- Berkeringat secara berlebihan pada malam hari
- Penurunan berat badan yang tidak dijelaskan
- Kelelahan dan lemah
- Nafsu makan berkurang
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk
Jika seseorang mengalami gejala TBC atau dicurigai mengidap penyakit ini, penting untuk segera mencari perawatan medis. Diagnosis TBC aktif biasanya melibatkan serangkaian tes, seperti tes kulit tuberkulin, tes darah, sinar-X dada, dan kadang-kadang tes sputum.
Pengobatan TBC aktif: Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi kasus TBC aktif secepat mungkin untuk mencegah penularan kepada orang lain. Pengobatan TBC aktif biasanya melibatkan penggunaan antibiotik yang diresepkan oleh dokter dan harus selesai sesuai dengan rekomendasi dokter.
Merkipun pengobatan TBC tidak bisa langsung sembuh dalam sekejap. Kita bisa melakukan pencegahan agar tidak tertular TBC atau membantu mengurangi resiko penularan TBC di lingkungan sekitar kita. Berikut adalah beberapa Tips Pencegahan & Penanganan TBC
1. Pemberian Vaksin
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi terhadap TBC. Vaksin ini terutama direkomendasikan untuk bayi dan anak-anak di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi.
2. Menjaga Lingkungan Tempat Tinggal
TBC adalah penyakit yang menular melalui udara saat pengidapnya bersin atau batuk. Risiko infeksi bisa berkurang dengan membuat sistem sirkulasi udara atau ventilasi yang bagus dalam rumah.
Sebab, bakteri penyebab TBC dapat mengendap lebih lama dalam rumah apabila sistem ventilasi kurang layak.
3. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin untuk mendeteksi TBC, terutama bagi individu yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit tersebut, seperti mereka yang tinggal atau bekerja di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi, dapat membantu mendeteksi infeksi secara dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Mempertahankan gaya hidup sehat dengan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, cukup istirahat, serta menghindari kebiasaan yang merugikan seperti merokok dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan infeksi TBC.
5. Pemberian Obat Pencegahan
Obat pencegahan TB diberikan pada: 1) anak usia di bawah 5 tahun yang kontak erat dengan pasien TB aktif; 2) orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa TB; atau 3) populasi tertentu lainnya. Pemberian obat pencegahan TB pada anak dan ODHA dilakukan selama 6 (enam) bulan.
Apabila ada orang di sekitar yang mengalami gejala-gejala TB seperti yang sudah disebutkan di atas, segera himbau orang tersebut untuk memeriksakan dirinya serta periksakan diri sendiri secara rutin agar mengurangi resiko tertularnya TB dan mendapatkan penanganan yang tepat ke poliklinik spesialis paru di RS Panti Waluyo Purworejo.
Sumber :
https://ayosehat.kemkes.go.id, https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis, https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia_Bebas_Tuberkulosis
Poli Paru - dr.Arry S,Sp.P
Senin & Kamis pk.13.00-selesai
Selasa pk.12.00 -selesai